SIDANG TERBUKA SENAT 2018 SEBAGAI PUNCAK AGENDA DIES NATALIS KE-16 STTA
- Humas STTA
- /
- November 29, 2018 14:08
Setelah
diawali dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Dalang Ki Seno Nugroho, wisata
bersama keluarga besar Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA), kemudian
dimeriahkan dengan berbagai lomba di kalangan mahasiswa dan English Speech Contest untuk kalangan
siswa-siswi tingkat SMA dan SMK, kali ini
STTA menggelar Sidang Terbuka Senat 2018 sebagai puncak dari kegiatan
Dies Natalis ke-16 STTA.
Sidang
Terbuka Senat 2018 STTA mengambil tema “ Tantangan Pendidikan Tinggi Dalam Era Revolusi
Industri 4.0” ini menghadirkan pembicara Dr. Leni Sophia Heliani, M.T.,M.Sc., Kepala
Bagian Penjaminan Mutu Pendidikan, dari
Universitas Gajah Mada (UGM) yang juga merupakan dosen
Fakultas Teknik, Departemen Teknik Geodesi , UGM. Sidang Senat Terbuka 2018
STTA dihadiri
oleh para pejabat STTA, anggota Senatik, dosen, karyawan serta para mahasiswa ini berlangsung di Ruang Adisutjipto, diawali dengan seremonial pembukaan yang dilanjutkan dengan sambutan
oleh Ketua STTA, Marsda TNI (Purn) Dr. Ir. Drs. T Ken Darmastono, M.Sc. Dalam sambutannya, Ketua STTA menyampaikan keberhasilan
yang telah dicapai STTA dalam setahun terakhir ini,
STTA telah berhasil menjalin kerjasama baik dengan
perguruan tinggi dalam negeri seperti UGM dan Institut Teknologi Bandung (ITB),
juga perguruan tinggi luar negeri yaitu dengan University of Science and Technology of Hanoi (USTH) dan National Dong Hwa University (NDHU).
Pada
Sidang Terbuka Senat 2018 STTA ini, Dr. Leni Sophia Heliani,
M.T.,M.Sc.,menyampaikan orasi ilmiahnya dengan tema “Tantangan Perguruan Tinggi
dalam Era Industri 4.0”, dalam
orasinya tersebut dikemukakan bahwa para
pendidik saat ini harus memiliki kompetensi yang berbasis internet, dan
dibutuhkan juga kompetensi membangun jaringan untuk menumbuhkan ilmu serta
kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan. Dengan
adanya era Revolusi Industri 4.0, Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan
harus memiliki karakter dan kemampuan khas. Fenomena ini dapat terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan besar
global yang tidak lagi mensyaratkan ijazah dalam perekruitan pekerjanya.
Diharapkan perguruan tinggi di Indonesia, khususnya STTA mampu mengikuti arus
dan menjawab tantangan di era Revolusi Industri 4.0.