KULIAH UMUM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN “RENEWABLE ENERGY DEVELOPMENT IN INDONESIA”
- Humas STTA
- /
- July 04, 2019 10:20
Departemen Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto
(STTA)kembali menyelenggarakan Kuliah Umum yang bertajuk “Renewable Energy Development in Indonesia”. Kuliah umum ini
menghadirkan Sekretaris Umum Yayasan Energi Bersih Indonesia (EnerBi) yang juga
merupakan Peneliti di Pusat Studi UGM : Monitoring Evaluation and Learning
Coordinator of Center for Development of Sustainable Region (CDSR), Dwi
Novitasari, S.T., M.T. Kegiatan yang terbuka untuk seluruh civitas akademika
STTA itu diselenggarakan pada Rabu (3/7) di Ruang Adisutjipto, STTA. Kegiatan
kuliah umum dibuka oleh Ketua STTA,
Marsda TNI (Purn) Dr. Ir. Drs. T. Ken Darmastono, M.Sc., yang didampingi oleh
Wakil Ketua I, Dedet Hermawan S.T.,M.T., Kepala Departemen Teknik Mesin, Fajar Nugroho S.T., M.Eng., beserta jajarannya.
Pada kesempatan tersebut Dwi Novitasari, S.T., M.T., menyampaikan tentang konsep "sustainable development” atau pembangunan berkelanjutan telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir. Berbeda dari konsep pengembangan sebelumnya, konsep ini telah mulai dibahas bersama dengan penekanan yang lebih besar pada masalah ekologis. Di Indonesia, bahan bakar fosil memainkan peran besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun masalahnya adalah cadangan pasokan bahan bakar ini sangat terbatas, dan penggunaannya berdampak terhadap lingkungan. Melihat fakta-fakta ini, peran energi terbarukan di Indonesia menjadi penting. Sumber energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga air, energi surya, biomassa dan pasang surut, yang belum digunakan secara optimal, diharapkan dapat membantu dalam pembangunan Indonesia di masa depan. Yayasan EnerBi merupakan organisasi independen yang membantu mewujudkan kemandirian energi bangsa melalui konservasi energi dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan EnerBi salah satunya adalah project pembuatan es balok dengan memanfaatkan tenaga surya bagi nelayan di Pulau Maratua, Wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Ketika melaut, para nelayan harus membawa es balok yang digunakan untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan. Selama ini, untuk mendapat es balok tersebut, para nelayan harus pergi ke Kecamatan Tanjung Redep yang merupakan ibukota Kabupaten Berau terlebih dahulu. Hal tersebut tentu saja sangat tidak efektif dan efisien baik dalam hal waktu maupun biaya.
Diharapkan dengan adanya kuliah umum ini, akan muncul ide – ide kreatif dari para mahasiswa, khususnya dari Departemen Teknik Mesin STTA dalam memanfaatkan energy terbantukan di Indonesia secara lebih optimal, sehingga dapat mengurangi dampak ekologis yang bermanfaat bagi kelestarian lingkungan.