HIMPUNAN MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNIK DIRGANTARA SELENGGARAKAN KULIAH UMUM
- Humas STTA
- /
- October 29, 2019 13:53
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat, terlebih dalam dunia kedirgantaraan menciptakan kebutuhan sumber daya
manusia (SDM) yang siap menjawab tantangan tersebut, juga semakin meningkat.
Departemen Teknik Dirgantara, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA)
berusaha memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli yang terampil di bidang industri
penerbangan. Untuk menyiapkan hal tersebut, maka mahasiswa perlu diberikan
wawasan dan ilmu dari praktisi dari industri atau instansi yang terkait dengan
bidang ilmunya.
Himpunan Mahasiswa Departemen Teknik Dirgantara Sekolah
Tinggi Teknoilogi Adisutjipto (STTA) kembali menyelenggarakan kuliah umum yang
bertajuk “Air Traffic Management” Eco - Airport . Kuliah umum tersebut
menghadirkan dua narasumber ahli, Dedy Indarkho selaku Junior Manager Air Traffic Flow Management SP Air Traffic Service (ATS) PT. Airnav Indonesia Cabang Yogyakarta,
dan Dr Jermanto S. Kurniawan, S.T., M.T., Kepala Seksi Tata Lingkungan dan
Kawasan Bandara. Kegiatan yang terbuka bagi seluruh mahasiswa STTA itu,
diselenggarakan pada Rabu (23/10) lalu di Ruang Adisutjipto, diikuti oleh
sekitar 250 mahasiswa. Kegiatan kuliah umum ini diawali dengan sambutan oleh
Kepala Departemen Teknik Dirgantara, Sri Mulyani S.T., M.Eng., kemudian
dilanjutkan dengan sambutan oleh Wakil Ketua I Dedet Hermawan, S.T.,M.T,.
Masuk pada acara inti, pada kesempatan tersebut Dedy Indarkho,
memaparkan mengenai Air Traffic
Management (ATM), yaitu manajemen
lalu lintas udara dan ruang udara yang dinamis dan terintegrasi, termasuk
layanan lalu lintas udara, manajemen ruang udara, dan manajemen aliran lalu
lintas udara dengan aman, ekonomis, dan
efisien, melalui penyediaan fasilitas dan layanan tanpa batas berkolaborasi
dengan semua pihak yang melibatkan fungsi berbasis udara dan darat. ATM sendiri meliputi : Air Traffic Service (ATS), Airspace
Management, Air Traffic Flow Management (ATFM). ATFM sendiri merupakan suatu layanan lalu-lintas udara yang aman,
teratur, cepat dan efisien dengan memastikan kapasitas pengatur lalu-lintas dan
kapasitas bandar udara yang digunakan dengan maksimal, dan jumlah lalu lintas
sesuai dengan kapasitas yang dideklarasikan oleh otoritas ATS (Air Traffic Services). Hal tersebut berkontribusi pada
keamanan, efisiensi, efektivitas biaya,dan kelestarian lingkungan dari sistem ATM. ATFM sendiri bertujuan meningkatkan
keamanan, mengurangi beban kerja Air
Traffic Controller (ATC), mengoptimalkan kapasitas wilayah udara, serta
memaksimalkan manfaat operasional dan efisiensi global. Sementara tantangan
layanan lalu-lintas udara saat ini, adalah pertumbuhan lalu-lintas udara yang
semakin meningkat, namun pertumbuhan kapasitas bandara juga tidak setara dengan
pertumbuhan lalu-lintas udara dan sebagainya. Hal tersebut perlu diantisipasi, agar
jumlah kepadatan lalu lintas udara tidak melebihi kapasitas sistem, sehingga penundaan
di udara maupun penundaan di darat tidak melebihi dari toleransi delay yang
diterima. Ketika kapasitas tidak dapat lagi menampung jumlah pergerakan, akan
mengakibatkan penundaan penerbangan pada saat keberangkatan, saat dalam
penerbangan, sehingga hal tersebut menimbulkan dampak tidak ekonomis, seperti
misalnya mengakibatkan pengubahan rute, hambatan rencana penerbangan, dan pengeluaran
biaya operasional yang tinggi untuk bahan bakar. Hal-hal tersebut yang perlu
diantisipasi dalam rangka menciptakan bandara yang ramah lingkungan, dimana implementasinya
yaitu mengurangi tingkat kebisingan atau polusi suara, pengendalian polusi
udara, serta mengelola manajemen energi secara efisien.
Sementara itu, Dr. Jermanto memaparkan mengenai Implementasi
bandar udara yang ramah lingkungan (Eco–Airport). Tujuan dari Eco–Airport
sendiri adalah mewujudkan bandar udara yang mempunyai visi global lingkungan
hidup, melaksanakan pengelolaan bandar
udara yang terpadu, serasi, dan selaras dengan lingkungan sekitarnya,
menyelenggarakan bandar udara yang dapat mendukung tercapainya pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Dalam paparannya, dalam rangka pelestarian lingkungan hidup bandara, maka pada
setiap tahapan di bandar udara, harus memperhatikan ketentuan lingkungan hidup.
Pemasalahan lingkungan yang saat ini paling menjadi perhatian bandara
diantaranya adalah, kebisingan pesawat,
kualitas udara di sekitar bandara, masalah lingkungan global yang timbul
dari penggunaan bandara, masalah lingkungan yang timbul, pembangunan dan
perluasan bandara atau infrastruktur terkait, polusi air dan tanah di sekitar
bandara, limbah di bandara, masalah
lingkungan yang timbul dari kecelakaan / insiden pesawat yang melibatkan barang
berbahaya kebijakan darurat lainnya.
Implementasi Eco – Aiport sendiri
contohnya : meminimalkan dampak menurunnya
kualitas udara dengan mengurangi volume polutan udara yang dikeluarkan dari
operasional bandar udara, 2. mengurangi konsumsi energi dari operasional bandar
udara yang dapat mengurangi emisi CO2, mengurangi tingkat kebisingan dan
getaran yang dihasilkan dari operasional bandar udara, mencegah pencemaran dan kontaminasi air
permukaan dan air tanah, mengurangi konsumsi air dan memelihara sumber daya air
di bandar udara, mencegah pencemaran tanah dari minyak, bahan kimia, dan
material lain yang digunakan di bandar udara, mengurangi, menggunakan kembali
dan mendaur ulang limbah di bandar udara, memelihara ekosistem di bandar udara
dan sekitarnya dan menciptakan lingkungan yang sehat serta menentukan target
lingkungan lainnya yang sesuai dengan karakteristik masing-masing bandara.
Dengan diselenggarakanya kuliah umum ini, harapannya bisa menambah
wawasan mahasiswa dan mampu membandingkan antara teori dan keterampilan yang
diperoleh dalam proses perkuliahan dengan fakta dilapangan yang mungkin kelak
akan mereka alami, serta mendapatkan informasi secara langsung dari narasumber
atau praktisi yang berkenaan dengan penerapan wawasan keilmuan yang dipelajari
mahasiswa di kelas secara teori dan keterampilan nyata pada saat harus
berkecimpung di lapangan.